“Globalisasi oh globalisasi...” Wacana globalisasi
memang sudah mendunia. Gobalisasi dianggap sebagai pembaruan dalam segala hal.
Pada zaman sekarang, globalisasi bukan merupakan hal yang baru dan juga bukan
hal yang harus dihindari. Hal ini dikarenakan hampir segala aspek mengalami
proses yang disebut globalisasi.
Perlu digarisbawahi globalisasi. Globalisasi
merupakan suatu proses, proses menuju hal yang lebih kontemporer, menuju hal
yang dianggap lebih modern dan tidak ketinggalan zaman. Globalisasi juga
dianggap sebagai tantangan dalam pengembangan suatu hal karena pada dasarnya
globalisasi bertujuan untuk mencapai hal yang lebih baik.
Globalisasi bukan hal yang baru. Dalam upaya
pembaruan di segala bidang, globalisasi sangat penting. Globalisasi memang
tidak dapat dihindari. Globalisasi di bidang teknologi contohnya, gadget-gadget
yang baru bermunculan dan dengan teknologi yang lebih baru. Pengaruh
globalisasi di kehidupan mengakibatkan munculnya opini yaitu “yang tidak
mengikuti globalisasi disebut ketinggalan
jaman.”
Mengapa harus ada globalisasi? Karena globalisasi
sangatlah penting. Dalam upaya pembangunan, globalisasi dilakukan di segala
bidang. Misalnya saja pada aspek transportasi. Pada awal perkembangan
transportasi, hewan yang digunakan untuk
mengangkut barang dan mobilisasi manusia bagi pergerakan di jalur darat. Untuk
jalur laut menggunakan rakit yang merupakan gabungan dari beberapa bambu yang
diikat atau kayu yang dilubangi sehingga dapat dinaiki. Transportasi berkembang
saat adanya penemuan mesin uap. Kendaraan yang bertenaga mesin uap merupakan
kendaraan awal pada zaman revolusi industri tahun 1770 di Inggris. Sekarang,
dapat dilihat di jalan-jalan besar, mobil dan motor yang berlalu lalang. Jika
di jalur air dapat dilihat kapal bermesin yang mampu mengangkut berton-ton
barang yaitu kapal cargo, kapal yang mengangkut minyak atau sejenis liquid yang
disebut kapal tanker maupun kapar mewah untuk perjalanan wisata seperti kapal
pesiar. Hal ini merupakan wujud globalisasi yang nyata di bidang transportasi
dan untuk hajat hidup yang lebih baik. Dengan adanya sistem transportasi
kendaraan bermotor untuk mobilitas barang dan manusia memang sangat membantu.
Seperti disebutkan oleh Adisasmita (2011), transportasi mempunyai time utility atau manfaat waktu. Dengan
memanfaatkan transportasi, waktu dapat lebih efisien karena mobilitas barang
atau manusia menjadi lebih praktis dan tidak membuang banyak waktu. Sehingga
waktu yang ada dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas lain selain
mobilitas. Terlebih jika didukung oleh prasarana transportasi seperti jalan
yang kondisinya baik dan mendukung, serta sesuai dengan kapasitas kendaraan
yang berlalu lalang di atasnya (pada transportasi darat).
Melihat globalisasi dari segi transportasi seperti
melihat belalai pada gajah. Mengapa dikatakan demikian? Gajah dapat diketahui
cirinya melalui belalainya. Sama halnya dengan transportasi. Transportasi menjadi
ciri bahwa suatu kota berkembang. Hal ini mengakibatkan transportasi sangatlah
vital bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya transportasi, kemudahan mobilisasi dan
aksesibilitas tidak menjadi mudah, semudah membalik telapak tangan. Seperti
yang dialami daerah terisolasi, pelayanan aktivitas tidak akan dirasakan karena
belum terjangkau pelanyanan transportasi. Hal ini mengakibatkan daerah tersebut
menjadi tidak dapat berinteraksi dan berkembang seperti daerah sekitarnya yang
tidak mengalami keterisolasian. Perlu diketahui bahwa daerah terisolasi
bukanlah daerah yang jauh dari kemudahan sarana dan prasarana. Namun, daerah
terisolasi adalah daerah yang belum terjangkau pelayanan transportasi meskipun
dekat dengan pusat pelayanan (Adisasmita, 2011). Hal inilah yang mengakibatkan
pentingnya globalisasi dalam mendorong perkembangan suatu daerah.
Perkembangan sistem transportasi mengakibatkan
perkembangan wilayah sekitarnya. Wilayah menjadi berkembang karena adanya
kemudahan aksesibilitas. Kondisi jalan yang layak melalui perencanaan
transportasi tentunya menjadi dampak bagi perkembangan wilayah. Keterkaitan
antar wilayah dapat dihubungkan melalui transportasi. Seperti hubungan antara city core
dengan pheriphery. Intinya, dengan
adanya sistem transportasi yang baik dan terkelola maka kemudahan
aksesibilitas, distribusi sumberdaya seperti sumberdaya alam yang merupakan
potensi lokal suatu daerah serta sumberdaya manusia untuk pembangunan. Selain
itu, dengan adanya globalisasi transportasi maka pemerataan pendapatan dapat
tercapai sehingga mengakibatkan stabilitas ekonomi. Pada akhirnya,
kesejahteraan penduduk dapat dirasakan oleh semua pihak karena ekonomi yang seimbang,
adil dan merata. Hal ini sesuai dengan tujuan nasional yang tercantum pada
pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yaitu memajukan
kesejahteraan umum.
Penggalian globalisasi dari
sektor transportasi masih sangat luas. Dalam artian, berbicara masalah
globalisasi transportasi tidak akan habis begitu saja. Musalnya saja, dalam
perkembangan moda transportasi. Awalnya transportasi yang berkembangn adalah
transportasi darat dan laut. Kemudian berkembang pula transportasi udara. Moda
transportasi menjadi banyak dan mengakibatkan banyak pilihan akan moda
transportasi (moda choise).
Sekali lagi, pertanyaan yang
mendasar. Mengapa perlu globalisasi? Globalisasi dalam sektor transportasi
dikarenakan banyak benefit yang dapat
diperoleh dari adanya globalisasi transportasi. Benefit dari transportasi itu sendiri adalah sebagai supporting facility dan promoting facility (M.N. Nasution,
1996). Transportasi sebagai supporting
facility dikarenakan dengan adanya
transportasi maka sektor lain dapat berkembang, mengingat transportasi
merupakan leading sector bagi
perkembangan sektor-sektor lain. Sektor lain seperti pariwisata, perdagangan,
pendidikan, perumahan, pemerintahan dan lainnya akan berkembang dan maju bila
didukung dari sektor transportasi. Hal inilah yang menyebabkan transportasi
menjadi vital dan tidak dapat dipisahkan. Selain itu, transportasi juga
menghubungkan penggunaan lahan yang satu dengan penggunaan lahan lainnya. Aktivitas
yang ada menjadi tersupport dan
berkembang. Transportasi juga disebut sebagai promoting facility apabila fungsi ini dirasakan oleh daerah-daerah
yang terisolasi, terbelakang, dan daerah perbatasan. Pengembangan sektor
transportasi tentunya akan mengakibatkan perkembangan daerah-daerah tersebut.
Dengan kata lain, transportasi dapat menjadi pendorong pembangunan, pembuka
keterisolasian dan keterbelakangan.
Namun, apabila perencanaan transportasi tidak sesuai
dengan harapan maka masalah baru akan muncul. Seperti kemacetan karena
kapasitas jalan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah kedaraan pribadi yang
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan public
transport. Akhirnya dilakukan upaya globalisasi melalui konsep sistem
tranportasi metropolitan seperti pelayanan moda transportasi busway, subway, mass rapid transit
(MRT), dan monorail. Hal ini sebagai
bagian dari upaya meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi dan pengoptimalan
public transport.
Public
transport sudah diterapkan di negara maju karena
kebijakan dari negara maju yang mendukung perkembangan transportasi umum. Salah
satu negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Singapore sudah mengoptimalkan
penggunaan public transport.
Transportasi memang setua peradaban manusia. Majunya
peradaban mengakibatkan majunya transportasi. Globalisasi transportasi dapat
terlihat dari kecenderungan dalam kecepatan dan kapasitas muatan. Dahulu,
pergerakan paling cepat bila menggunakan kuda sebagai moda transportasi,
sekarang dapat dipilih pesawat terbang dang dapat melintasi benua dalam waktu
relatif singkat. Dahulu, kapasitas muatan barang tergantung pada kemampuan
manusia maupun hewan yang merupakan moda transportasi darat. Sekarang? Tidak
perlu ditanyakan lagi, saat ini kapasitas muatan dapat berton-ton dan dapat
mengangkut ratusan orang.
Siapa yang akan mengatakan bahwa globalisasi itu
buruk? Padahal banyak keuntungan yang diperoleh dari globalisasi. Apabila
globalisasi itu buruk, dapatkah kita menghindari globalisasi dan dampaknya?
Padahal baju yang kita pakai pun adalah salah satu contoh kecil dari
globalisasi. Kalimat mudahnya, “kalau mau ga
ikut globalisasi, ga usah pake
baju yang dijahit dong! Pake aja penutup dari kulit kayu atau
dari kulit hewan. Ga usah dijahit pula.”
Atau bisa juga dikatakan demikian, “ngapain
kamu pake sepatu? Itu kan salah satu hasil globalisasi. Katanya ga setuju
globalisasi? Ya udah ga usah pake alas
kaki.”
Globalisasi dapat disebut sebagai demand karena globalisai merupakan
tuntutan. Tuntutan agar kehidupan menjadi lebih baik dan terarah. Kemudahan
untuk beraktivitas dapat dirasakan mengingat manusia mempunyai sifat ingin
menjadikan suatu hal menjadi lebih baik dan lebih mudah. Penguasaan teknologi
mendorong berkembangnya banyak hal. Selain dari transportasi, globalisasi dalam
pembangunan dapat terlihat dari segi ekonomi. Perekonomian yang dianggap cocok
untuk kehidupan saat ini adalah ekonomi yang bersifat terbuka. Investasi
besar-besaran ditanamkan untuk meningkatkan modal ekonomi. Suatu negara (dalam
skala nasional) dapat dikatakan berkembang apabila dapat dijadikan sebagai
lahan investasi. Penanaman investasi ini tentunya berakibat pada berkembangnya
suatu daerah dan menjadi katalisator untuk perkembangan daerah-daerah
sekitarnya. Tentunya menjadi ladang bagi para pencari keuntungan. Para pencari
keuntungan ini bukan pencari keuntungan dalam makna konotasi negatif seperti
oknum politik yang menginginkan keuntungan melalui para investor. Bukan! Akan
tetapi, pencari keuntungan disini adalah orang-orang yang mampu membaca situasi
sehingga berlomba-lomba untuk membuka usaha di sekitar ladang investasi. Hal
inilah yang mengakibatkan berkembangnya aktivitas baru yang mengakibatkan suatu
daerah menjadi hidup aktivitasnya. Pada akhirnya mampu menjadi pusat aktivitas
dan aglomerasi segala macam aktivitas.
Sekali lagi globalisasi, ya globalisasi. Globalisasi
yang disamakan dengan modernisasi. Segala hal dapat terkena globalisasi. Tidak
dapat dipungkiri dan tidak dapat dihindari. Globalisasi sebagai wajah baru bagi
dunia dan tren masa kini.
Suatu proses memang ada sisi baik dan buruknya.
Tergantung dari sudut pandang mana yang dipakai untuk menginterpretasikan
globalisasi. Bagi sebagian besar orang, globalisasi dianggap sangat penting
karena dengan adanya globalisasi, kehidupan menjadi lebih baik. Namun, ada juga
yang menganggap globalisasi itu dianggap baik oleh kalangan orang borjuis dan
bukan oleh orang jelata. Segelintir orang yang menganggap seperti ini karena
globalisasi dapat dirasakan oleh orang yang berduit karena dengan menggunakan uang, mereka dapat merasakan dampak
globalisasi secara nyata (seperti globalisasi teknologi melalui gadget mahal). Berbeda dengan orang yang
tidak mampu, jangankan merasakan kecanggihan teknologi, untuk makan pun harus
susah payah mengais rezeki. Oleh Aristoteles (384-322 SM), segala sesuatu dapat
dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu uraian material (material description), hubungan formal (formal relation), dan sasaran akhir (final objective). Mari bersama melihat globalisasi dalam tiga sudut
pandang tersebut. Secara material, globalisasi merupakan upaya untuk
pembaharuan, pembaharuan di segala aspek kehidupan. Dalam hubungan formal,
globalisasi dapat pula menyentih aspek pemerintahan. Buktinya di Indonesia,
sistem politik mengalami perubahan dan melihat globalisasi sebagai sasaran
akhir maka globalisasi bertujuan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Globalisasi
merupakan sebuah proses bukan hasil akhir yang mutlak. Selama itu disebut
proses maka akan selalu berjalan. Globalisasi tidak akan berhenti karena memang
selalu ada upaya pembaharuan untuk kehidupan yang lebih baik. Dampak buruk
globalisasi itu sebenarnya karena manusianya. Kita sendirilah yang seharusnya
bercermin, sejauh mana kita berlaku tidak adil dan selalu mengumpat proses?
Manusialah yang seharusnya mengendalikan. Contoh mudahnya seperti ini, banyak
anak di bawah umur mengakses situs yang tidak pantas, lalu kita menyalahkan
globalisasi? Tidak, salahkan manusianya, kenapa ada oknum yang membuat situs
tersebut sehingga anak di bawah umur dapat mengaksesnya? Contoh lainnya,
lapisan ozon sekarang rusak, lalu globalisasi disalahkan karena lapisan ozon
sebagai dampak negatif yang muncul. Mengapa menyalahkan lapisan ozon? Manusia
yang tidak bisa mengendalikan penggunaan BPO (Bahan Perusak Ozon) melalui
penggunaan Air Conditioner (AC)
sehingga banyak gas chloroflourocarbon (CFC)
terlepas ke udara sehingga bereaksi dengan Ozon (O3) dan
mengakibatkan terurainya ozon menjadi atom atom oksigen. Ini karena ulah kita,
manusia. Lalu perubahan iklim (climate
change) yang menjadi dampak dari penggunaan kendaraan bermotor yang
berlebih dan keluaran asap pabrik yang menghasilkan gas carbonmonoxide (CO). Gas CO yang merupakan salah satu BPO terlepas
ke udara akan terperangkap dalam lapisan ozon sehingga menjadikan efek rumah
kaca (greenhouse effect). Disebut efek rumah kaca karena panas matahari
yang masuk ke dalam lapisan bumi terperangkap sehingga suhu bumi meningkat.
Meningkatnya suhu bumi meberikan dampak pada naiknya tinggi permukaan laut
karena es di kutub utara mencair (hal ini dijelaskan pada hukum anomali air).
Ya, hal ini kembali lagi kepada kita manusia, kita sebagai makhluk berakal lah
yang mampu mengubah dan mengendalikan sesuai kemampuan manusia. Salah satu cara
untuk mengurangi produksi gas CO adalah dengan mengoptimalkan pengunaan public transport selain Selain produksi
gas CO berkurang, public transport juga dapat meminimalkan
penggunaan energi yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Perlu
diingat bahwa bahan bakar kendaraan bermotor merupakan bahan bakar fosil, bahan
bakar ini tercipta karena fosil jutaan tahun lalu sehingga tidak renewable. Kemudian walking dan bicycling dapat
dioptimalkan kembali dan dapat menjadi pilihan untuk mobile apabila jarak yang ditempuh relatif dekat. Kemudian
meminimalkan penggunaan AC (sebenarnya sekarang AC lebih banyak menggunakan gas
derivate Halon yang lebih ramah
lingkungan) melalui desain rumah dan perumahan yang mengoptimalkan banyak
ventilasi. Selain itu, untuk mengurangi jumlah gas CO dan CFC di udara melalui
penanaman pohon dan yang merupakan pohon pereduksi gas berbahaya serta
mengoptimalkan green infrastructure
seperti green space, open space dan
banyak menyediakan lokasi resapan air.
Oleh karena itu, globalisasi bukan untuk dihindari
tetapi tetap berjalan asal kita sebagai manusia yang bisa mengendalikan harus
selalu mengingat konsep sustainable
development demi kehidupan yang lebih baik. Dalam beraktivitas harus
mempertimbangkan untung dan rugi terkait dengan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan. Secara ekonomi, globalisasi mampu meningkatkan perekonomian, secara
sosial, dengan perekonomian yang baik maka akan tercipta kesejahteraan, dan
dari segi lingkungan, kita harus sadar bahwa keseimbangan lingkungan perlu
tetap dijaga. Setiap generasi yang ada di muka bumi ini harus mengingat bahwa
esok akan ada generasi selanjutnya yang perlu merasakan indahnya dunia. Diharapkan
melalui globalisasi yang benar, ketiga unsur dalam sustainable development dapat berjalan secara seimbang.
No comments:
Post a Comment