Tuesday, October 13, 2015

Sudahkah kita bersyukur hari ini?

13 Oktober 2015

Pada hari ini, saya memahami
apa yang saya kejar tentang dunia membuka mata saya 
benar-benar membuka mata saya..

Hidup tidak hanya sekedar bekerja dan bekerja, mengumpulkan pundi-pundi yang dianggap bernilai oleh sebagian besar manusia, tetapi dalam perjalanan hidup kita, semua hal yang kita lakukan tidak boleh jauh dari tuntunan agama. Karena apa?
Karena esensi kita berada di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Yang Maha Kuasa.

Manusia ingin menjadi seorang yang pandai serta pintar, ingin dikenal dan dikagumi banyak orang karena kepintaran. Iya, memang itu tidak salah, tetapi coba tanyakan dalam hati kecil kita? Sering kah kita lupa bersyukur kepadaNya akan kepandaian dan kepintaran yang kita punya?

Manusia berlomba-lomba menjadi tampan dan  cantik, banyak dikagumi karena fisik yang tampan dan cantik, tetapi sudahkah kita mengucap Alhamdulillah karena Allah swt sudah memberikan kesempurnaan untuk manusia?

Kita berharap menjadi kaya, ingin memiliki banyak pundi-pundi uang karena terkadang manusia menganggap bahwa uang bisa membeli kebahagiaan, tetapi terkadang kita lupa bahwa rezeki sudah tertulis dalam skenario kita, takkan tertukar dan takkan salah, hanya perlu dijemput dengan tawakkal dan doa.

Coba teman-teman tanyakan pada hati terdalam teman semua, apakah kita sudah mengucapkan syukur hari ini?
Karena begitu banyak nikmat yang Allah berikan untuk kita,
sadarkah bahwa tanpa mengucap syukur pun kitadiberi kenikmatan yang tiada tara, 
Coba bayangkan apabila kita bersyukur atar setiap nikmat yang Allah berikan, sudah pasti Allah akan melipatgandakan nikmat kita.

Yuk, bersyukur hari ini atas semua nikmat Allah :)


Monday, March 31, 2014

URBAN MURAL SEBAGAI VISUAL LINGKUNGAN PERKOTAAN : ART vs VANDALISM ?


Kota merupakan wadah bagi aktivitas sosial budaya manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu ruang publik sebagai ruang untuk masyarakat berinteraksi dan berekspresi. Ekspressi tersebut diwujudkan dalam gambar-gambar yang menyita ruang kosong pada dinding maupun jalan untuk mengubah ruang sisa tersebut menjadi ruang yang lebih menarik, kreatif serta dapat menjadi simbolik budaya sebagai ruang yang ramah terhadap seni. Ekspressi tersebut tertuang menjadi graffiti atau gambar yang biasa dikenal dengan nama street art atau mural (Cronin,2006)
Mural pada awalnya muncul di negara-negara barat sebagai konsepsi suatu ekspresi masyarakatnya. Mural dianggap sebagai sebuah bentuk ekspresi dan kecintaan terhadap seni. Banyak mural yang terpampang di dinding-dinding bangunan, jalan layang, terowongan dan sebagainya. Dalam perspektif perancangan kota, mural dapat menciptakan kota yang berwajah indah karena lebih berwarna dengan seni (Viscinti et al, 2010). Dari sudut pandang psikologi perkotaan, mural dianggap sebagai konsep ketahanan psikologi dimana mural memiliki keterkaitan terhadap penciptaan ruang yang mampu mengekspresikan jiwa seni dan dapat menjadi pembentuk ketahanan ekonomi dan lingkungan karena selain mampu menjadi ruang berekspresi juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi para artist. Mural juga dapat menjadi faktor penarik wisatawan untuk menikmati mural yang terpampang pada dinding bangunan dan jalan seperti di Kanada yang merupakan mural revitalisasi budaya dan ekonomi (Halim, 2008: 90-91).
Mural adalah bagian dari sistem elemen yang oleh Cullen, elemen visual perlu mempertimbangkan tiga hal yaitu pandangan, tempat dan isi. Sehingga mural yang menjadi simbolik budaya pada suatu kota dapat menjadi urban landscape karena memberikan kesan visual yang menarik dan kreatif. Namun, seringkali mural tidak sesuai pada penempatannya dan isi dari ekspresi mural tersebut tidak sesuai dengan etika berekspresi. Hal ini menyebabkan mural akhirnya dipandang sebagai bentuk pengrusakan fasilitas umum karena mencorat-coret ruang tanpa mengindahkan jiwa seni, dan lebih cenderung dipandang negatif karena membuat kotor kota atau bisa dikatakan sebagai polusi visual (Cudmore, 2012). Selain itu, mural juga dapat menciptakan stres lingkungan berupa ketakutan di ruang-ruang publik dan bahkan menciptakan kriminalitas (Rosewarne, 2004).
Dalam kaitannya dengan urban design, mural yang tidak beretika tersebut akan merusak wajah kota atau yang lebih dikenal dengan istilah vandalism. Vandalisme merupakan suatu tindakan merusak keindahan lingkungan apabila penempatan dan muatan yang terkandung dalam mural tidak mempertimbangkan aspek budaya masyarakatnya dan tidak mengindahkan etika dalam berekspresi (dilakukan oleh individu dengan mental kriminal dan kurang menghormati orang lain). Mural dalam definisinya mengalami pergeseran makna. Mural tidak lagi dianggap sebagi ekspresi seni masyarakatnya tetapi mural dianggap sebagai sesuatu yang bersifat merusak ruang publik apabila penempatannya. Mural pada akhirnya menjadi polusi visual yang menimbulkan dampak lebih lanjut yaitu stres perkotaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa visual menjadi suatu pertimbangkan keindahan kota. 
Indonesia juga tidak luput dari merebaknya mural sebagai wujud ekspresi masyarakatnya. Contohnya saja Kota Jakarta yang banyak ditemui di kolong jalan layang, dan pada bangunan-bangunan yang oleh Halim (2008:91) disebutkan bahwa mural tersebut belum berkualitas terhadap seni karena saling tumpang tindih antara mural yang satu dengan yang lainnya. Kota Semarang pun mengalami hal yang sama. Mural yang tidak tidak mempertimbangkan aspek seni akhirnya saling tumpang tinding dengan coretan yang tidak harmoni dengan mural yang sudah ada atau bentuk vandalisme yang mencorat-coret fasilitas umum. Lalu, menurut Anda, urban mural itu art atau vandalism dan urban mural yang baik itu seperti apa?

Sumber : www.fatcap.com/graffiti/134346-toma-c-3-paris.html, 2013
Urban Mural di Paris-Perancis yang menarik minat pengguna jalan

Friday, January 10, 2014

Lupakah Kita?

11 Januari 2014

Wah, betapa lama blog ini tak terisi..


Kali ini Secercah Harapan ingin mengajak temen-temen untuk  kembali mengingat bahwa kita pernah punya mimpi. Bukan, bukan mimpi yang hanya bunga tidur semata, tapi, Iya, mimpi dan harapan yang harus diwujudkan.. 



Jujur, saat ini aku lupa mimpiku, lupa mengapa aku sejauh ini melangkah tetapi lupa mimpiku sendiri.
Bayangkan, seperti apa diriku saat ini yang sedang meraih sesuatu tapi tak tau untuk apa itu?
Lupa bagaimana rasanya kebanggaan akan diri karena mempu meraih mimpi..


Teman-teman mungkin ada yang lupa bahwa pernah punya mimpi, iya, lupa karena terlalu menyibukkan diri dengan suatu hal, tapi lupa esensinya, lupa bahwa apa yang kita lakukan saat ini, apakah itu hanya sekedar ikut-ikutan teman atau memang benar-benar mimpi kita?

Ayo, flash back :) mari kita ingat, bahwa dalam melakukan sesuatu akan lebih efektif jika pondasinya memang mimpi dan harapan.
Iya, ini untuk diriku sendiri juga..
bahwa kita perlu mendasari apa yang kita lakukan karena mimpi,
mimpi kelak akan membahagiakan orang tua mungkin,
mimpi akan membuat rumah baca mungkin,
mimpi bahwa akan memiliki rumah mewah mungkin,
atau apapun mimpimu...

There are so many reason for yo to keep your dream and make it come true through your possibility.
Keep going on!

Saturday, May 4, 2013

Cerpen : Na


“Na!!” Panggil kakakku membuyarkan lamunanku.
“Apa sih kak? Ngagetin aja!” Celetukku.
“Kamu dicari-cari dari tadi juga. Ternyata nyempil gini di belakang.”
“Emang ada apa kak?”
“Itu lho....” Kemudian kakakku membisikkan sesuatu padaku. Aku pun membelalakkan mata mendengar perkataan kakakku.
“Kakak suka dia?” Tanyaku pelan.
“Iya Na....” Setelah itu kakakku berlalu meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan dalam benakku. Kenapa dia......
***
Malam ini aku tak bisa memejamkan mata. Sudah kupaksa agar aku bisa tertidur tapi itu sia-sia. Di telingaku terngiang ucapan kakakku. Mengapa aku tak bisa menerima pengakuan kakakku.
Aku, Naia Melody Nirmala Pradipta, sekarang kelas dua belas di salah satu SMA favorit di ibu kota. Seorang anak yang pendiam dan lebih cenderung introvet. Aku menghabiskan waktu luangku untuk berdiam diri. Sulit bagiku berbaur dengan teman-teman sebayaku, terlebih sejak ayah dan bundaku memutuskan untuk berpisah lebih dari setahun lalu, aku semakin menutup diri dari lingkungan. Aku hanya bisa dekat dengan kakakku satu-satunya, Andika Neo Revanka Pradipta, karena dia yang mampu mengerti aku, menurutku sih begitu.
Perpisahan ayah dan bunda membuat aku jatuh dan merasa bahwa aku bukan siapa-siapa dan tak pantas bergaul dengan orang lain. Betapa aku sangat iri melihat teman-teman sebayaku begitu membanggakan keharmonisan keluarga mereka. Perselingkuhan yang bunda lakukan sudah tak bisa ditolerir lagi. Selama dua tahun terakhir, ayah dan bunda sering bertengkar. Tak jelas masalah apa tapi ujung-ujungnya mereka bertengkar. Yang paling tak bisa kuterima adalah perkataan ayah yang ingin menceraikan bunda. Oh,, Tuhan kenapa hal ini terjadi padaku, keluargaku..?
Pagi ini, aku tak keluar kamar karena aku masih merasakan suasana baru, wajar saja kemarin aku ganti wallpaper kamarku, sekarang aku sibuk berkutat pada notebookku. “Mumpung hari Minggu” ucapku pelan. TV kubiarkan menyala begitu saja sejak satu jam yang lalu. Aku asyik dengan teman dunia mayaku, Nurma Ismaya, begitu namanya, seusia denganku, bahkan kami berdua pun duduk di bangku SMA kelas dua belas. Kami mulai akrab lewat dunia maya saat dia membaca isi blogku. Yah, walaupun aku introvert tetapi aku dapat dikatakan sebagai gadis yang pandai,, hmmm, oke aku akui, aku bodoh dalam hal bergaul, tapi nilai-nilai sekolahku selalu masuk lima besar nilai yang tertinggi. Tak jarang aku menuangkan kepandaianku menguasai materi pelajaran dalam blog pribadiku.
Nurma dan aku memiliki kesamaan lain, kami sama-sama tidak mempunyai keluarga yang utuh. Nurma kehilangan ayah saat dia masih berumur tujuh tahun. Dia baru mengetahui sebuah kenyataan setelah menginjak usia lima belas tahun, awal dia masuk bangku SMA. Kenyataan yang sungguh perih, bahwa ayah yang selama ini dia kenal bukanlah ayah kandungnya, Nurma bahkan tidak pernah mengenal seperti apa sosok ayah kandungnya. Ibunya hamil di luar nikah dengan sang pacar. Tapi, setelah Ibu Nurma hamil, beliau ditelantarkan begitu saja. ‘PUTUS’. Kata yang sangat mudah diucapkan ayah biologis Nurma pada wanita yang telah dia renggut kesuciannya. Dan setelah itu pria yang menghamili Ibu Numa menghilang begitu saja. Menyakitkan memang, tapi beruntung, Ibu Nurma tidak mengambil jalan untuk mengakhiri hidupnya karena tak mau membuat dosa besar untuk kedua kalinya.
Yahh, ternyata dunia ini tak selamanya indah, bagiku berteman dengan Nurma adalah anugerah Tuhan, Tuhan memberikanku seorang teman yang juga mempunyai tekanan dan konflik batin. Terkadang aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang paling menderita, ternyata, aku punya kehidupan yang lebih beruntung dari beberapa orang di dunia ini. Nurma contohnya, dia harus hidup dengan tak mempedulikan tatapan sebelah mata orang-orang di sekitarnya. Pulang sekolah harus bekerja paruh waktu demi membantu keluarganya yang beberapa tahun ini mengalami krisis ekonomi sejak ayah tirinya difitnah telah menggelapkan uang perusahaan sehingga kata “PECAT” seolah dianggap sebagai kata yang pantas disandang ayah tiri Nurma. Aku masih lebih beruntung karena aku punya ayah dan bunda yang masih menyayangiku. Punya kakak yang sangup melindungiku. Materi yang berlimpah. Tuhan ternyata masih berbelas kasih kepada hamba-Nya ini yang sering lupa bersyukur.
Kulirik jam dinding kamarku, “Sudah jam sebelas.” Ucapku dalam hati. Ternyata dua jam menghadap notebook membuat leherku terasa pegal. Ku akhiri koneksi internet dan menshut-down notebook warna putihku. Aku juga mematikan televisi seraya berjalan keluar kamar.
“Rumah kok sepi.” Bisikku pelan. Kuberjalan ke depan rumah, aku lihat bundaku sedang bermesraan dengan atasannya di kantor. Dia adalah orang yang membuat aku harus merasakan kehidupan seperti ini. Tidak mempunyai KELUARGA YANG UTUH. Sungguh miris.
Aku akhirnya menuju garasi, mengeluarkan mobilku dan pergi berlalu tanpa permisi dengan bundaku. Betapa kaget bundaku melihatku berlalu begitu saja, kudengar sayup-sayup suara bunda makin memelan meneriakkan namaku dan akhirnya hilang tak kudengar lagi setelah aku benar-benar keluar dari rumahku. Aku tak tau mau kemana, yang penting aku tak melihat orang yang paling kubenci, orang yang telah membuat bundaku menghilangkan rasa cintanya pada ayahku. Kalau saja tak ada hukum dan dosa, mungkin... Argh, untuk apa aku terlalu memikirkan ini.
Akhirnya mobilku berhenti di sebuah café yang cukup terkenal di kalangan sebayaku. Banyak orang yang sebayaku dengan pacarnya masing-masing membuatku terkadang muak melihat pemandangan seperti ini. Gadis sebayaku yang sudah duduk di bangku SMA biasanya sudah mempunyai pacar. Tak heran teman-teman sekolahku bangga memamerkan pacarnya dan menurutku terkesan berlebihan. Aku tak tau kenapa sepertinya hanya aku yang tidak mempunyai pacar. Aku tak peduli, sepertinya perasaan cintaku hilang seiring dengan hancurnya keluargaku. Terlebih Zeus, typical cowo yang kusukai ternyata berubah 180 derajat. Zeus yang sekarang berbeda dengan Zeus yang aku kenal dulu.
Abadi Zeus Gautama, teman sekelasku dari SD. Dia pindah ke sekolahku sewaktu kelas IV SD. Anak pindahan dari Belanda, anak yang terkenal baik dan tidak sombong. Akan tetapi, tak tahu kenapa sejak masuk SMA dia menjadi cowo yang angkuh, sombong dan semena-mena terhadap cewe. Sudah beberapa kali dia mencampakkan cewe. Meskipun begitu, aku heran, masih saja banyak yang menyukainya. Aku tak tahu kenapa. Zeus yang sekarang sangat angkuh dan sombong. Aku ulangi sekali lagi, angkuh dan sombong. Bahkan dia tak mau lagi mengenalku karena aku bukan cewe yang eksis di sekolah.
Aku memesan Strawberry Float. Minuman yang tidak asing bagi lidahku. Kuminum sambil memperhatikan sekelilingku. Café yang letaknya strategis ini membuatku bisa menikmati pemandangan jalan. Tatapan mataku menyapu sepanjang jalan dan............ Aku terpaku. Kaget. “Kak Dika dan Imel? Sedang apa mereka berdua?”.
Aku mengawasi setiap gerak-gerik mereka dari dalam café. Kakakku sedang berduaan dengan Imel, wanita yang dia sebut sebagai wanita yang dia cintai. Aku tau siapa Imel, jelas. Imel adalah teman SMA-ku.. Atau pantaskah aku menyebut dia sebagai teman? Di sekolahpun dia dan aku tidak pernah bertegur sapa. Bahkan Imel menatapku pun sepertinya enggan. Yahh, wajar saja sih, kalau dipikir-pikir siapa aku sampai seorang Imel Fianerra Subekti, cewek cantik, tinggi, aktif dalam OSIS, dan pandai bergaul dengan siapa saja bahkan sampai ada yang mengaguminya hingga menyebutnya sebagai cewek yang semutpun jadi temannya. Imel memang cewek yang baik, tetapi tak tau mengapa aku kurang bisa menerima kalau kakakku jatuh hati padanya.
“Oh Tuhan.. sudah lama aku tak pernah melihat kakakku tertawa selepas itu..” Bisikku perlahan. Tawa yang terenggut sejak bunda memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan ayah. “Jahatnya aku.. Kalau tidak merestui kebahagiaan kakakku…”
Aku pun memutuskan untuk meninggalkan café itu tanpa ingin kembali terjauh dalam rasa tak inginku membiarkan kakakku terlalu jauh dalam perasaannya pada Imel. “Kak Dika pantas bahagia….” Dalam hatiku memutuskan untuk membiarkan kakakku bahagia.
 Kupacu mobilku dengan kencang dan meninggalkan cafe itu. Aku tak tau kemana harus kulajukan mobil ini. Tidak mungkin kembali ke rumah karena pastinya pria yang sangat kubenci masih berada di rumah. Jika kuingat kejadian itu, rasanya aku ingin memaki bundaku. Tapi, aku tak mungkin melakukan itu, karena dia bundaku, dia yang melahirkan dan membesarkanku, dia yang mengasihiku. Yahh, mungkin aku terlalu kecil untuk mengerti dan memahami tentang semua ini.
Mobilku melaju kencang dan aku pun tak tau pasti kemana mobil ini melaju. Hingga akhirnya aku berhenti karena aku melihat mobil Zeus yang terparkir di bahu jalan sebelah kiri. Aku pun memarkirkan mobilku agak jauh mobil Zeus karena aku tak mau dituduh sebagai penguntit. Tak lama kulihat Zeus keluar dari panti asuhan dan diikuti dua anak laki-laki usia SMP menuju ke arah mobil Zeus. Aku mengamati setiap gerak-gerik Zeus. Zeus membuka bagasi mobil dan mengeluarkan banyak kardus makanan berupa mie instan, snack dan beberapa bungkusan besar. Akupun kaget mengetahui Zeus begitu peduli dengan kehidupan anak panti. Karena terlalu asyik mengamati Zeus, aku tak menyangka kalau dia melihat mobilku. Zeus pun berjalan menuju ke arah mobilku. “Haduh, ketauan ni. “ Aku mulai panik karena takut Zeus akan marah.
Zeus mengetok kaca mobilku. Aku pun terpaksa harus berani membuka kaca mobil dan ku pasang wajah sok innocent-ku pada Zeus.
“Kamu mau ikut ke dalam Na?” tak ku sangka Zeus bertanya dengan lembut.
Akupun dengan agak kaku dan masih sedikit terkejut mendengar suara khas Zeus yang indah dan kali ini dia tidak seangkuh yang biasa aku liat di sekolah mengangguk perlahan. Kubuka  pintu mobil dan mengikuti Zeus menuju ke arah panti. Kulihat Zeus berjalan di depanku. Zeus makin tinggi. Tak kusangka aku hanya setinggi bahunya padahal tinggiku 165 cm. Berapa ya tinggi Zeus sekarang. Aku sedikit deg-degan berjalan di belakang Zeus, tak tau mengapa.
Zeus tiba-tiba berhenti dan melihat ke arahku. Aku kaget dia menarik tanganku dan menggandengku masuk ke arah panti asuhan. Aku tak menolak gandengan tangan Zeus. Genggaman tangannya masih terasa sama seperti dulu Zeus yang aku kenal.
“Kakak Zeus, kakak ini siapa?” tanya anak perempuan kecil yang berdiri di depan pintu menyambut kami berdua. Kira-kira usianya 10 tahun. Semua penghuni panti yang masih sibuk membereskan barang-barang yang tadi diturunkan dari mobil Zeus pun serentak menoleh ke arah kami berdua dan salah satu dari mereka berkata “Kak Zeus sebentar ya.. kami masih membereskan ini” Zeus mengangguk.
“Kenalin sayang,  ini kak Naia..” jawab Zeus singkat sambil tersenyum ke arah anak kecil itu.
Aku begitu luluh melihat senyum tulus Zeus. Sudah berapa lama aku tak melihat senyum tulus ini. Aku pun tersenyum ke arah anak perempuan kecil itu. Anak perempuan kecil itu mengulurkan tangannya dan aku pun membalas uluran tangannya. “Naia..” jawabku pelan
“Aku Amanda kak.. Kak Na pacar kak Zeus ya..?” tanya anak kecil itu dengan polos. Aku dengan gugup berkata, “Bbu bukan sayang bukan..”
“Kok gandengan terus?”
Aku dan Zeus kaget mendengar perkataan Amanda karena kami berdua memang sama-sama tidak sadar kalau masih bergandengan tangan. Aku menatap Zeus dan kulihat mukanya memerah. Diapun perlahan melepaskan genggaman tangannya “ Maaf ya Na...” ucap Zeus sambil berlalu menuju ke arah penghuni panti yang masih membereskan barang-barang yang dibawa Zeus. Tatapan mataku masih saja tetap mengikuti Zeus.
“Kak Zeus banyak sekali buku-bukunya.” Ucap anak laki-laki berkaos merah.
“Biar Handi rajin belajar kaya kamu Iras. Liat nilai rapor Handi kemarin kan rangkingnya turun.”
Aku bisa menebak mana yang bernama Handi, anak lali-laki yang berkaos hijau tua. Soalnya dia tersipu malu mendengar ucapan Zeus.
“Kak Na mau duduk?” tanya Amanda sambil menarik lenganku menuju ke arah tempat duduk di ruang tamu. Aku yang sedari tadi memperhatikan Zeus kaget dan akhirnya mengikuti kemana Amanda menarik lenganku. Dia membawaku ke sebuah sofa yang terlihat agak lusuh. Aku pun duduk dan melihat sekeliling ruangan. Langit-langit yang tidak lagi berwarna putih, dinding yang catnya sudah mengelupas. “Kakak kok diam?” Amanda membunyarkan pikiranku tentang panti ini. Akupun memberanikan diri bertanya lebih jauh pada anak perempuan kecil yang duduk di depanku. Kulihat dia nampak lebih dewasa dibandingkan usianya.
“Amanda umurnya berapa sayang?”
“Sepuluh tahun kak.” Sesuai tebakanku.
“Kelas berapa sekarang?”
“5 SD kak.. Kakak pacarnya kak Zeus ya?”
“Bukan sayang, kakak teman SMA kak Zeus.”
“Kalau bukan, kenapa ada foto kakak di dompet kak Zeus. Kemarin Amanda, Kak Hendi, Kak Iras, Kak Dewi, Kak Norman diajak ke rumah Kak Zeus juga ada foto kakak.. Gedeeee banget di dinding kamar kak Zeus.”
Aku sungguh kaget mendengar ucapan anak kecil di depanku. Hingga akupun terdiam.
“Kakak... Kakak ayo Amanda kenalin sama kakak yang lain.” Amanda menarik tanganku membawaku menuju ke arah Zeus.
“Kak Zeus kok ga ngenalin ceweknya ke kita-kita?” Iras meledek setelah melihatku berdiri di dekatnya.
“Apaan kau Ras!” Tolak Zeus “ Anak kecil.”
“Hahahaha..” Iras dan Hendi tertawa bersama.
“Kak Dewi, Kak Norman sini deh..” Teriak Hendi.. “ Ada pacarnya kak Zeus main kesini.” Sambil berlari. Iras menyusul di belakangnya
“Heh kalian berdua.” Zeus mengejar mereka berdua.
Aku senang sekali melihat Zeus begitu tertawa lepas. Zeusku dulu. Ups, Zeusku.. Hihi. Aku tersenyum sendiri.
“Yeee kak Zeus ge er. Orang Kak Dewi sama Kak Norman lagi ke pasar beli sayur..” Iras berteriak. Akhirnya Zeus tertawa.
***
Arah jalan pulang terasa lebih lama saat aku mengingat kejadian yang baru saja kualami. Tak terasa aku tersenyum saat suara Zeus kembali terdengar. “Hati-hati di jalan ya Na..” saat mengantarkanku ke tempat mobilku parkir. Senyumnya terasa begitu hangat.
Aku semakin menyadari bahwa aku memang belum bisa menggantikan perasaan cintaku pada Zeus meskipun akhir-akhir ini dia bersikap angkuh dan tidak mau mengenalku di sekolah. Tapi, sikapnya tadi berbanding terbalik dari sikapnya di sekolah. Terlebih saat aku tau bahwa dia menyimpan fotoku di dompetnya dan memajang fotoku di kamarnya. Apa maksud Zeus ya..
Tak terasa aku sudah masuk ke pelataran rumahku. Saat kuparkir mobilku di garasi dan kulihat jam tanganku waktu menunjukkan jam 8 malam. Aku bergegas menuju ke kamarku.
“Na.. darimana kamu sayang?” Suara mamaku sambil menghampiriku ke arah tangga.
Meskipun aku masih enggan berbicara dengan mamaku tapi aku masih menghormatinya. “ Na main mah..” jawabku singkat.
“Kemana?” Suara mama terdengar khawatir.
“Mah,, Na capek, mau mandi dulu.” Jawabku
“Kamu udah makan sayang?” Aku tau mama kecewa karena aku tak menjawab pertanyaannya tapi mama enggan memarahiku. Mungkin mama takut aku memberontak terlalu jauh.
Aku menggeleng.” Mah, Na ke kamar dulu ya..”
“Mandi pake air hangat ya.. Udah malam biar ga sakit. Habis itu turun, makan. Tadi Kak Dika mama suruh mencari kamu.”
Aku tak jadi naik, aku menuruni tangga dan duduk di dekat mama. “Kak Dika udah pulang?”
“Belum.” Mama menengok ke arahku dan membelai rambutku. “Sayang, udah malam mandi dulu. Nanti mama telpon kakakmu..” Mengambil handphone di kantong bajunya. Mama melihatku lagi, “Mama udah masakin makanan kesukaanmu, kakap saus mangga.”
“Iya mah, Na naik dulu ya..” Aku berdiri dari posisi dudukku dan berlalu meninggalkan mamaku yang sedang berusaha menghubungi Kak Dika. Dari atas tangga aku melirik Mama. Tak terasa air mataku menetes. Tuhan, saving me and my familiy wherever and whenever.
***


Oviazahro,  23 Juni 2012

“STRUKTUR TATA RUANG DAN BENTUK KOTA”


            Menurut prediksi World Bank Report 2008 penduduk kota bertambah sekitar 80%. Hal ini dikarenakan adanya proses migrasi berupa perpindahan penduduk dari desa ke kota. Mayoritas masyarakat pedesaan melakukan migrasi ke perkotaan karena kelengkapan infrastruktur perkotaan dan mencari kehidupan yang lebih baik. Kota masih dianggap sebagai tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
           Semakin adanya perubahan di kawasan perkotaan merupakan proses dari urbanisassi itu sendiri. Dimana urbanisasi merupakan transformasi atau perubahan secara fisik, sosial dan ekonomi. Pertumbuhan kota juga dipengaruhi oleh competitive advantage. Competitive advantage ini dianggap sebagai kelebihan yang membedakan antara kota dan desa seperti kelengkapan infrastruktur penunjang aktivitas manusia, kondisi topografi dan kelebihan lain yang menjadikan kota menjadi tumbuh dan berkembang. Competitive advantage berupa perbedaan ketersediaan sumber daya dan kemudahan aksesibilitas. Potensi tersebut mendorong semakin banyaknya upaya pelestarian kota tanpa harus merusak keseimbangan alam.
     Pertumbuhan kota juga ditandai dari peningkatan jumlah penduduk yang mengakibatkan aktivitas sosial ekonomi meningkat. Peningkatan aktivitas ini mendorong pembangunan infrastruktur penunjang aktivitas. Kebutuhan akan ruang pun semakin bertambah sehingga lahan terbangun menjadi semakin luas. Kota tumbuh dan berkembang hingga mencapai daerah hinterlandnya. Kota yang berkembang biasanya dilihat dari luasan lahan terbangun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kota secara horizontal merupakan keadaan yang sempurna. Akan tetapi, jika hal ini terus menerus dilanjutkan, maka dikhawatirkan jumlah lahan terbangun melebihi kapasitas yang seharusnya dan lahan non terbangun menjadi kecil luasannya. Sehingga perencanaan kota sekarang ini lebih ke arah vertikal (highrise building).
            Menurut Kevin Lynch, unsure pembentuk struktur tata ruang kota adalah path, edge, district, node, dan landmark. Dalam buku Struktur Tata Ruang Kota oleh Hadi Sabari Yunus, 2005 dituliskan struktur ruang kota antara lain bentuk Konsentris (Burgess, 1925), bentuk Sektoral (Hoyt, 1939), Multiple Nuclei (Harris dan Ullman, 1945). Menurut Doxiadis perkotaan atau permukiman sebagai gabungan kelima unsur yaitu alam, aindividual manusia, masyarakat, ruang kehidupan dan jaringan. Tanpa kelima hal tersebut, suatu kawasan tidak dapat disebut sebagai kota. Sedangkan menurut Kus Hadinoto (1970-an) kota sebagai wisma, karya, marga, suka, dan penyempurna sebagai kelima unsur yang dapat dijadikan sebagai referensi pengertian kota. Sedangkan menurut Geddes, kawasan dapat disebut sebagai permukiman jika dapat dihuni, sebagai tempat kerja dan tempat untuk bermasyarakat. Dalam buku Struktur Tata Ruang Kota, pendekatan yang dapat dilakukan untuk melihat struktur kota adalah pendekatan ekologi, pendekatan ekonomi, pendekatan morfologi.
Dalam kebutuhan akan ruang kota dan wilayah , akan muncul demand akan ruang dan supply yang tersedia berupa lahan. Kemudian dari kebutuhan tersebut, aktivitas yang ada pasti membutuhkan ruang sehingga mendorong sektor lain ikut berkembang mencari ruang yang mampu menampung aktivitas masyarakat. Pertumbuhan sektor baru mengakibatkan munculnya pusat baru (multiple nuclei) dan kawasan lain sebagai kawasan pendukung. Pertumbuhan inilah yang menjadikan kota tumbuh dan menciptakan struktur ruang kota yang baru. Dalam hal inilah perencanaan kota berbicara agar pertumbuhan kota tidak berkesan semena-mena terhadap lingkungan yang ada dan tidak mengakibatkan terjadinya urban sprawl atau pertumbuhan kota yang tidak terkendali seperti di negara-negara yang masih berkembang seperti Indonesia.
Bentuk kota dan struktur kota tidak begitu saja diartikan sama, Bentuk kota lebih pada karakter fisik seperti bentang alam dan non-fisik yang muncul akibat aktivitas penduduknya. Sedangkan struktur kota lebih tercermin dari pola perkembangan kota yang dapat diprediksi dalam jangka panjang. Prediksi jangka panjang inilah yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan kota yang lebih efisien. Disinilah peran stakeholder khususnya pemegang birokrasi dan regulasi agar membuat kebijakan yang sesuai demi terlaksananya pembangunan kota yang berkelanjutan.

Sumber :
Yunus, Hadi Sabari. Struktur Tata Ruang Kota. 

INTERAKSI KERUANGAN


A. PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
Pusat kota mempunyai fungsi melayani daerah yang mempunyai hirarki di bawahnya. Hubungan antara hirarki tertinggi dengan hirarki di bawahnya akan memperlihatkan adanya interaksi keruangan. Interaksi keruangan dapat berupa akses dari daerah dengan hirarki di bawahnya dalam hal mengakses sarana dan prasarana dari pusat kota. Interaksi keruangan bisa pula terjadi dalam aspek ekonomi dimana masyarakat pada daerah pedesaan dapat menjual hasil buminya di kota dan hasil produksi barang dan jasa dari pusat kota dapat ditawarkan pada masyarakat desa. Atau mungkin dalam aspek sosial dimana tenaga kerja industri kota biasanya berasal dari masayarakat desa yang berniat mencari penghidupan yang layak di pusat kota.
Interaksi keruangan dapat memberikan dampak positif dalam mendukung perkembangan wilayah. Hal ini dikarenakan wilayah tidak dapat berdiri sendiri, saling berinteraksi dan memberikan timbal balik yang positif atau bahkan dengan adanya interkasi keruangan antar kota A dan Kota B, mengakibatkan interaksi antara Kota A dan Kota C berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi adalah interaksi negatif.
Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari  3 satuan wilayah pembangunan (SWP). SWP I merupakan pusat pengembangan di Kota Brebes sebagai titik pertumbuhan Wilayah Pantai Utara (Pantura) terdiri dari Kec. Brebes, Kec. Wanasari, Kec. Bulakamba, Kec. Tanjung, dan Kec. Losari; SWP II dengan pusat pengembangan di Kota Ketanggungan sebagai titik pertumbuhan Wilayah Tengah meliputi Kec. Jatibarang, Kec. Songgom, Kec. Larangan, Kec. Ketanggungan, Kec. Kersana, Kec. Banjarharjo; serta SWP III dengan pusat pengembangan di Kota Bumiayu sebagai titik pertumbuhan Wilayah Selatan yang terdiri dari Kec. Tonjong, Kec. Bumiayu, Kec. Sirampog, Kec. Paguyangan, Kec. Bantarkawung, dan Kec. Salem.
Keterkaitan antara kecamatan di Kabupaten Brebes antara lain dalam hal mengakses sumberdaya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Keterkaitan antar kecamatan dipengaruhi oleh jarak antar kecamatan dimana kecamatan dengan jarak paling dekat maka diasumsikan mempunyai interaksi keruangan yang erat.
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai interaksi keruangan pada satuan wilayah pengembangan (SWP) SWP I yaitu Kecamatan Brebes, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Tanjung, dan Kecamatan Losari. Pemilihan SWP I sebagai wilayah pembahasan dalam laporan ini dikarenakan SWP I merupakan pusat Kabupaten Brebes sehingga interaksi yang terjadi antar pusat SWP I yaitu Kecamatan Brebes dengan kecamatan lainnya cukup kuat. Hal ini akan dianalisis lebih lanjut seberapa tingginya tingkat interaksi keruangan antar setiap kecamatan dalam SWP I.
2.   Tujuan dan Sasaran
Dalam laporan ini, akan dibahas mengenai interaksi keruangan antar setiap kecamatan pada SWP I dengan pusat SWP I yaitu Kecamatan Brebes. Untuk mencapai tujuan tersebut, akan dijabarkan menjadi tujuan antara (sasaran) agar dapat lebih terstruktur dalam pencapaian tujuan utama. Berikut adalah sasarannya:
a. Teridentifikasinya karakteristik SWP I di Kabupaten Brebes
b.  Teridentifikasinya potensi yang menjadi alasan terjadinya interaksi antar setiap kecamatan dalam SWP I dengan Kota Brebes yang merupakan pusat SSWP I.1 dan Kota Tanjung yang merupakan kota pusat SSWP I.2.
c. Teranalisisinya ukuran interaksi keruangan dan titik henti.
d. Tersusunnya kesimpulan

B.  KAJIAN LITERATUR : INTERAKSI KERUANGAN
Analisis keruangan merupakan analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga unsur, yaitu jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai dengan struktur keruangan dan menganalisis interaksi antar unit keruangan, yang didasarkan pada adanya tempat yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat lain dan adanya hirarki diantara tempat-tempat tersebut.
            Dalam suatu wilayah, terdapat keterkaitan antara satu pusat dengan wilayah sekelilingnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak setiap barang atau jasa berada di setiap tempat. Hal ini sesuai dengan Central Place Theory yang telah dikemukakan oleh Walter Christaller, dimana perkembangan tempat pusat (sentral) tergantung pada konsumsi barang, yang dipengaruhi faktor penduduk, permintaan, penawaran, harga, kondisi wilayah, dan transportasi.
Suatu wilayah dapat dikatakan sebagai pusat dari wilayah lain apabila wilayah tersebut memiliki kelebihan dibanding yang lain, misalnya memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.
            Menurut Morlok, akibat adanya perbedaan tingkat kepemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah, menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang, dan jasa antar wilayah. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain ini melalui jalur tertentu, yaitu suatu jaringan (network) dalam ruang, yang dapat berupa jaringan jalan. Sedangkan menurut Hurst, interaksi antar wilayah terlihat pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan hal terpenting karena sistem transportasi dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi dan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Sedangkan pergerakan pada dasarnya terjadi karena manusia senantiasa bergerak karena proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan ini terjadi karena tidak semua kebutuhan manusia tersedia di satu tempat, tetapi menyebar secara tidak merata dalam suatu ruang. Untuk melakukan pergerakan tersebut, penduduk dapat melakukannya dengan transportasi atau tanpa transpotasi (berjalan kaki). Pergerakan yang dilakukan tanpa transportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan pergerakan dengan menggunakan transportasi biasanya berjarak sedang atau jauh.
Hal terpenting dari transportasi adalah aksesibilitas, artinya kemampuan atau keadaan suatu wilayah untuk dapat diakses oleh pihak luar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya aksesibilitas yang baik juga akan mendorong pihak swasta untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan wilayah.
Pergerakan ini mempunyai dua variabel utama, yaitu asal dan tujuan. Asal merupakan tempat awal dari pergerakan tersebut dimulai. Sedangkan tujuan adalah tempat akhir yang ingin dituju dari pergerakan tersebut. Misalnya, asalnya dari rumah dan tujuannya adalah bekerja. Perbedaan pergerakan dapat disebabkan karena adanya perbedaan supply dan demand.
            Menurut Ullman, terdapat tiga kondisi yang mendukung terjadinya interaksi keruangan, yaitu :
o Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan supply dan demand antar daerah. Semakin besar komplementaritas, maka semakin besar interaksi yang terjadi.
o Intervening opportunity atau tingkat peluang yang merupakan daya tarik untuk dipilih menjadi daerah tujuan perjalanan. Semakin besar intervening opportunity, maka semakin kecil interaksi yang terjadi.
o Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, yang dipengaruhi oleh jarak dan berkaitan dengan biaya dan waktu.
Untuk menghitung seberapa besar kuat interaksi ruang antara dua wilayah, maka digunakan model gravitasi.


Rumus :
Iij = PiPj / (dij)^b

Ket :
Iij          = Interaksi dua area i dan j
Pi         = Jumlah penduduk i
Pj         = jumlah penduduk j
dij         = jarak antar area i dan j
b          = eksponen jarak

Untuk menghitung titik henti digunakan rumus :
THy = j / (1+ akar pangkat b dari (Px/Py)

Ket :
Thy      = titik henti
j           = jarak antara kota x dan y
Px        = penduduk kota x
Py        = penduduk kota y
Dalam fisika, model gravitasi merupakan daya tarik-menarik antara dua kutub magnet. Sedangkan dalam hal ini, model gravitasi memberikan gambaran mengenai pola perjalanan di daerah tertentu pada saat tertentu. Model ini juga sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang optimal.

C.  PENTINGNYA ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Dalam perencanaan wilayah dan kota, interaksi keruangan dapat menjadi dasar dalam menyusun dokumen rencana. Hal ini dikarenakan interaksi menunjukkan seberapa kuat hubungan dan pelayanan dari kota pusat pelayanan, apakah sudah mampu melayani kota maupun desa yang ada di sekitarnya. Serta dapat membandingkan besarnya interaksi antara dua pusat kota atau lebih  yang menjadi pusat pelayanan sehingga kota di sekitarnya dapat ditentukan masuk ke dalam jangkauan kota pusat pelayanan yang mana.
Selain itu, interaksi juga dipengaruhi oleh jarak antara dua kota serta populasi yang merupakan massa kota. Semakin besar populasi semakin besar kemungkinan interaksi yang terjadi sedangkan semakin besar jarak semakin kecil interaksi yang terjadi. Sehingga untuk memperbesar interaksi dapat ditempuh dengan memperpendek jarak antara kedua kota melalui pembangunan akses baru. Selain itu, interaksi juga terjadi karena adanya potensi baik secara sosial, ekonomi maupun sumber daya baik sumber daya alam maupun sumberdaya manusia. Maka untuk meperbesar interaksi dapat dengan meningkatkan potensi. Sebagai contoh, Kota Brebes memiliki industri pengolahan bawang merah yang membutuhkan tenaga pengolah dan bahan baku dari kecamatan lain. Maka untuk memperbesar interaksi antara kedua kota perlu ditempuh dengan cara meningkatkan potensi pertanian bawang merah agar dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Interaksi yang terlalu besar dan tida terdapat hubungan timbal balik antara kedua kota, juga menunjukkan bahwa kota tidak mempunyai kemandirian. Dengan mengetahui tingkat ketergantungan suatu kota dari adanya interaksi, maka dapat memberikan penilaian mengapa terjadi ketergantungan. Oleh karena itu, diperlukan penggalian potensi daerah yang dapat dikembangkan sehingga mengurangi ketergantungan dengan tujuan bukan untuk mengurangi interaksi. Karena dua kota yang berdekatan pasti mempunyai interaksi keruangan.

D.  ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
1. Karakteristik SWP I
Ruang lingkup spasial dalam laporan ini adalah SWP I Kabupaten Brebes yang terdiri dari Kecamatan Brebes, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Tanjung, dan Kecamatan Losari.
Sumber : Bappeda Kabupaten Brebes, 2008
Gambar 1. Peta SWP I Kabupaten Brebes

Dalam RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2008-2029, SWP I merupakan pusat pengembangan di Kota Brebes sebagai titik pertumbuhan Wilayah Pantai Utara (Pantura). SWP I terdiri atas 2 (dua) subsatuan wilayah pengembangan (SSWP) yaitu SSWP I.1 yang terdiri dari Kecamatan Brebes, Wanasari dan Bulakamba dengan aktivitas pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, permukiman, pengelolaan kawasan pesisir dan pertanian. Kota Pusat pelayanan SSWP I.1 adalah Kota Brebes. Sedangkan SSWP I.2 meliputi Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Losari dengan kota pusat pelayanan SSWP I.2 adalah Kota Tanjung, aktivitas berupa aktivitas perdagangan dan jasa, konservasi kawasan pesisir dan pertanian.
2.  Potensi yang menjadi alasan terjadinya interaksi antar setiap kecamatan dalam SWP I dengan Kecamatan Brebes yang merupakan pusat SWP I.
            Kecamatan Bulakamba, Losari dan Tanjung mempunyai potensi di bidang pertanian lahan basah. Sedangkan Kecamatan Wanasari berpotensi dalam pertanian lahan kering. Sedangkan Kecamatan Brebes berpotensi dalam pengembangan budidaya peternakan. Di sepanjang jalan arteri primer diperuntukkan untuk pengembnagan kawasan industri besar dan menengah. Interaksi antar kecamatan dalam SWP I cenderung pada aktivitas perekonomian dimana hasil pertanian dari keempat kecamatan dijual salah satunya ke Kecamatan Brebes, sedangkan kecamatan Brebes yang merupakan kota pusat pengembangan mempunyai fasilitas umum yang lengkap, sehingga menjadi tujuan bagi para masyarakat Kecamatan sekitar untuk mengakses fasilitas yang ada. (RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2008-2027)
3.  Analisis interaksi keruangan
Untuk menghitung interaksi keruangan antar kecamatan,diperlukan data mengenai jumlah penduduk serta jarak antar kota yang akan dianalisis. Data jumlah penduduk merupakan gambaran massa perkotaa sedangkan jarak menjadi gambaran sejauh mana masyarakat, barang dan jasa melakukan perpindahan. Berikut data jumlah penduduk,
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Kecamatan Brebes,
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Brebes
156116
2
Wanasari
138438
3
Bulakamba
158560
4
Losari
124345
5
Tanjung
96825
Sumber : Daerah Dalam Angka Kabupaten Brebes, 2010
Sedangkan jarak antar kecamatan terdapat pada matriks di bawah ini,


 Tabel 2. Matriks O/D

Brebes
Wanasari
Bulakamba
Losari
Tanjung
Brebes
0
2.98
10.84
25.78
21.79
Wanasari
2.98
0
7.86
27.49
23.28
Bulakamba
10.84
7.86
0
15.30
10.70
Losari
25.78
27.49
15.30
0
4.98
Tanjung
21.79
23.28
10.70
4.98
0
Sumber : Daerah Dalam Angka Kabupaten Brebes, 2010
Analsis Interaksi Keruangan : Model Gravitasi
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus gravitas
Dimana jarak antara dua kota berbanding terbalik dengan interaksi, sehingga semakin besar jarak antara kedua kota, maka interaksinya semakin rendah dan apabila semakin kecil jarak antara kedua kota, maka interaksinya semakin tinggi. Sedangkan besarnya interaksi berbanding lurus dengan banyaknya populasi. Semain besar populasi, semakin tinggi interaksi, dan sebaliknya.
Berikut adalah hasil perhitungan interaksi keruangan antara Kota Brebes yang merupakan kota pusat pelayanan SSWP I.1 dengan kecamatan lainnya  serta interaksi keruangan antara Kota Tanjung sebagai kota pusat pelayanan SSWP 1.2
Tabel 3. Besarnya Interaksi Keruangan dengan Kota Brebes

Kecamatan
 Interaksi dengan Kota Brebes
 Interaksi dengan Kota Tanjung
Keterangan
Wanasari
2,433,717,716.32
     24,733,004.14
Interaksi Wanasari dengan Brebes lebih besar daripada interaks dengan kota Tanjung
Bulakamba
210,660,197.98
         134,095,309.63
Interaksi Bulakamba dengan Brebes lebih besar daripada interaksi dengan Kota Tanjung
Losari
29,208,544.49
          485,464,130.62
Interaksi Losari dengan Brebes lebih kecil dari interaksi dengan kota Tanjung
Tanjung
31,836,144.00
-

Sumber : Analisis Penyusun, 2013

            Interaksi keruangan Kota Brebes terhadap kecamatan Wanasari dan Kecamatan Bulakamba lebih besar dibandingkan interaksi Kota Tanjung terhadap Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Bulakamba. Hal ini sesuai dengan RTRW Kabupaten Brebes tahun 2008-2027 yang menyatakan bahwa Kecamatan Bulakamba dan Kecamatan Wanasari masuk dalam pelayanan SSWP I1. Sedangkan interaksi keruangan Kecamatan Losari dengan Kota Brebes lebih rendah dibandingkan dengan Kota Tanjung, sehingga Kecamatan Losari masuk dalam jangkauan pelayanan SSWP I.2 yang berpusat di Kota Tanjung.


Analisis Interaksi Keruangan : Titik Henti
Sedangkan untuk titik henti interaksi antara kecataman dengan kota-kota pusat pelayanan SSWP I baik SSWP I.1 maupun SSWP I.2 berdasarkan perhitungan adalah
Tabel 4. Titik Henti pelayanan dari kota pusat SSWP I
Kecamatan
 Titik Henti dengan Kota Brebes
Prosentase Terhadap Jarak dengan kota pusat pelayanan (%)
Titik Henti dengan Kota Tanjung
Prosentase Terhadap Jarak dengan kota pusat pelayanan
(%)
Wanasari
1.535132907
51,51
                        10.60
45.54
Bulakamba
5.398944118
49.81
                             4.69
43.87
Losari
13.62219287
52.84
                             2.33
46.88
Tanjung
12.19020979
55.94


Sumber : Analisis Penyusun, 2013
 

Berdasarkan perhitungan di atas, titik henti dari Kota Brebes untuk pelayan Losari berhenti di Kecamatan Bulakamba dan bertemu dengan pelayanan dar Kota Tanjung ke Bulakamba dan Ke Wanasari. Dikarenakan interaksi dari Kota Brebes terhadap  Losari hanya berhenti di Kecamatan Bulakamba, maka kecamatan Losari masuk dalam pusat pelayanan Kota Tanjung. Hal ini sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Brebes Tahun 2008-2027 yang membagi SWP I ke dalam dua subsatuan pengembangan wilayah dimana SSWP I.1 berpusat di Kota Brebes dan SSWP I.2 berpusat di Kota Tanjung.

E.   KESIMPULAN
Interaksi keruangan merupakan hubungan antara dua kota yang dapat menunjukkan keterkaitan keduanya dalam hal sosial, ekonomi maupun akses terhadap fasilitas umum. Interaksi keruangan yang besar menunjukkan bahwa keterkaitan kedua kota sangat erat. Sedangkan untuk interaksi yang bernilai rendah menunjukkan bahwa interaksi keruangan antara keduanya tidak begitu erat. Interaksi keruangan memiliki jangkauan yang diukur dan disebut titik henti. Dengan titik henti, dapat terlihat seberapa jauh jangkauan dari kota yang menjadi pusat pelayanan ke kota sekitarnya.
Pada dasarnya interaksi keruangan lebih digunakan untuk mengukur keterkaitan antara kedua kota dan jangkauan pelayanan dari kota pusat pelayanan sehingga kota yang tidak terjangkau dan mempunyai interaksi yang kecil terhadap kota pusat pelayanan maka tidak disertakan dalam kelompok satuan wilayah pengembangan tersebut.
Interaksi di Kabupaten Brebes selain dipengaruhi oleh potensi daerah juga dipengaruhi oleh jarak dan besarnya populasi. Interaksi berbanding lurus dengan jumlah populasi dan berbading terbalik dengan jarak.